Connect with us

Nasional

Cihampelas Terrace, Impian Ridwan Kamil yang Ingin Dibongkar oleh Dedi Mulyadi

Masa depan Cihampelas Terrace berada di ujung tanduk saat Dedi Mulyadi menantang skywalk ikonik Ridwan Kamil—apa yang akan terjadi dengan mimpi ambisius ini?

rencana pembongkaran Cihampelas Terrace

Cihampelas Terrace, atau Teras Cihampelas, dirancang oleh Ridwan Kamil sebagai skywalk pejalan kaki pertama di Indonesia untuk menciptakan ruang pejalan kaki yang lebih aman, namun minimnya penggunaan, penguasaan area oleh pedagang, dan kurangnya perawatan telah mengurangi efektivitasnya. Dedi Mulyadi dan pejabat daerah kini mendukung pembongkarannya, dengan alasan bahwa mengembalikan fungsi jalan akan lebih baik untuk pariwisata dan aktivitas warga lokal. Warga dan pembuat kebijakan sebaiknya menilai penggunaan infrastruktur yang ada, melaporkan permasalahan kepada pihak berwenang, dan terlibat dalam diskusi perencanaan kota. Rincian lebih lanjut mengenai proses hukum dan strategi pengembangan ke depan dijelaskan berikutnya.

Visi dan Pembangunan Cihampelas Terrace

Saat merencanakan pembangunan Cihampelas Terrace, para pejabat kota Bandung fokus menciptakan jalur pejalan kaki yang aman dan mudah diakses, memisahkan lalu lintas pejalan kaki dari kendaraan sekaligus meningkatkan pengalaman berbelanja di kawasan denim yang populer tersebut. Skywalk yang secara resmi dikenal sebagai Teras Cihampelas ini membentang sepanjang 450 meter dan berada 4,6 meter di atas permukaan tanah, memberikan jalur layang yang unik. Skywalk ini menggabungkan elemen alami, seperti pohon-pohon besar, untuk memberikan keteduhan dan suasana yang nyaman bagi para pejalan kaki. Proyek ini diprakarsai oleh Wali Kota saat itu, Ridwan Kamil, dengan biaya sekitar Rp48,5 miliar dan diresmikan pada 4 Februari 2017. Sebagai skywalk pejalan kaki pertama di Indonesia, Teras Cihampelas dirancang dengan prinsip inklusivitas, memastikan akses bagi penyandang disabilitas, serta menjadi contoh nyata untuk perencanaan kota yang berpusat pada pejalan kaki di masa depan.

Tujuan dan Tantangan Proyek Skywalk

Meskipun Teras Cihampelas didirikan dengan tujuan menciptakan lingkungan pejalan kaki yang lebih aman dan lebih mudah diakses di kawasan perbelanjaan sibuk Bandung, pelaksanaannya telah mengungkapkan sejumlah tujuan praktis dan tantangan signifikan yang harus dipertimbangkan secara cermat oleh para perencana kota dan otoritas setempat. Tujuan utamanya adalah menyediakan akses pejalan kaki yang ditinggikan, mengurangi konflik dengan lalu lintas kendaraan, dan berpotensi meningkatkan pariwisata dengan menawarkan pengalaman kota yang unik. Namun, proyek ini menghadapi masalah seperti rendahnya jumlah pejalan kaki, vandalisme, dan kesulitan pemeliharaan yang berkelanjutan, yang telah mengurangi efektivitas dan daya tariknya. Untuk proyek-proyek di masa depan, sangat penting untuk secara rutin mengevaluasi perilaku pejalan kaki, mengalokasikan dana yang cukup untuk pemeliharaan, dan melibatkan komunitas agar tetap relevan dan digunakan, sekaligus memantau dampaknya terhadap pola lalu lintas dan kehidupan perkotaan.

Isu-Isu yang Menyebabkan Seruan untuk Pembongkaran

Setelah harapan awal terhadap Teras Cihampelas untuk meningkatkan keamanan pejalan kaki dan merangsang aktivitas lokal, pengamatan terbaru telah menyoroti beberapa masalah yang terus berlanjut sehingga memicu diskusi serius tentang kemungkinan pembongkarannya. Skywalk yang dibuka pada tahun 2017 ini mengalami rendahnya tingkat penggunaan, karena hanya sedikit pejalan kaki yang secara rutin menggunakan fasilitas tersebut dan pedagang kaki lima masih tetap menempati trotoar di sekitarnya, sehingga mengurangi tujuan awal pembangunannya. Masalah perawatan, seperti kerusakan dan vandalisme, semakin mengurangi fungsionalitasnya, dengan baik pejabat lokal maupun masyarakat menyoroti kekhawatiran ini. Gubernur Dedi Mulyadi dan Wali Kota Muhammad Farhan secara khusus mencatat manfaat yang terbatas dan kondisi yang semakin memburuk sebagai alasan untuk mempertimbangkan pembongkaran. Rekomendasi saat ini menyarankan agar Jalan Cihampelas dikembalikan ke kondisi semula, dengan tujuan untuk memperlancar arus lalu lintas dan lebih mendukung pariwisata lokal.

Tanggapan Pemerintah dan Pertimbangan Hukum

Pendekatan yang hati-hati dan terstruktur sangat penting bagi pejabat pemerintah saat mereka menangani masa depan Teras Cihampelas, terutama mengingat isu-isu kompleks seputar potensi pembongkaran. Pertama, Wali Kota Muhammad Farhan dan pemerintahannya harus berkoordinasi dengan DPRD setempat untuk meninjau semua proses hukum dan administratif, memastikan transparansi dan kepatuhan terhadap peraturan kota. Pejabat perlu mendokumentasikan kondisi terkini Teras Cihampelas, dengan fokus pada aspek keselamatan, kebersihan, dan manfaat, serta menilai efektivitasnya dalam mengelola lalu lintas pejalan kaki dan kendaraan. Usulan pelepasan aset harus disiapkan, termasuk analisis rinci tentang kurangnya pemanfaatan lokasi dan tantangan pemeliharaannya. Sepanjang proses ini, komunikasi yang jelas dengan masyarakat dan pemangku kepentingan terkait sangat penting untuk menjaga kepercayaan serta menegakkan prinsip tata kelola kota yang efektif dan pelibatan masyarakat.

Masa Depan Infrastruktur Perkotaan di Bandung

Untuk menjamin pembangunan berkelanjutan infrastruktur perkotaan di Bandung, para perencana kota dan pembuat kebijakan sebaiknya memulai dengan melakukan penilaian kebutuhan yang menyeluruh dengan mengumpulkan data tentang pertumbuhan penduduk, pola lalu lintas, dan masukan dari masyarakat. Sebagai contoh, sebelum mengambil keputusan tentang proyek seperti Teras Cihampelas, para pejabat dapat menggunakan survei, studi lalu lintas, dan laporan pemeliharaan untuk mengevaluasi penggunaan nyata serta mengidentifikasi kekurangannya. Secara bertahap, mereka perlu melibatkan masyarakat, berkonsultasi dengan ahli teknis, dan menganalisis dampak ekonomi maupun sosial dari struktur baru atau yang sudah ada. Mengingat perdebatan seputar Teras Cihampelas, pembangunan di masa depan sebaiknya mengutamakan desain yang fleksibel agar bisa beradaptasi, jadwal pemeliharaan yang rutin, serta proses evaluasi yang transparan. Pendekatan ini membantu memastikan bahwa investasi infrastruktur benar-benar melayani kebutuhan mobilitas masyarakat sekaligus menghormati konteks urban dan sejarah Bandung yang unik.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Trending

Copyright © 2025 The Speed News Indonesia